ANEKA TIKET DAN VOUCHER HOTEL

05 Februari 2008

Jarak Pagar : Tanaman Ekonomis Sekaligus Penyelamat Lingkungan

Oleh: Rudiono

Tanaman Jarak Pagar (Jatropha Curcas L) menjadi terkenal ketika dunia mengalami krisis energi khususnya Bahan Bakar Minyak (BBM). Sudah banyak cadangan-cadangan minyak yang ditemukan kemudian dieksploitasi, namun semakin tinggi pula permintaan dan penggunaan akan bahan bakar minyak. Akibatnya terjadi kekhawatiran akan menipisnya cadangan minyak bumi selama 100 tahun kedepan. Kekhawatira itu mendorong manusia untuk berpikir mancari bahan bakar alternatif yang sesuai untuk manggantikan atau meminimalisir penggunaan bahan bakar fosil tersebut.

Inovasi yang ditemukan salah satunya mengembangkan sumber energi alternatif terbarukan berbahan baku minyak nabati yaitu biodiesel, bioetanol (gasohol), dan bio-oil. Biodiesel merupakan bahan bakar yang diperuntukkan bagi mesin diesel. Gasohol adalah bahan bakar pengganti untk masin bensin. Sedangkan bio-oil dikhususkan untuk pengganti menyak tanah sebagai bahan bakar rumah tangga.

Sumber nabati yang dapat menghasilkan biodiesel diantaranya adalah Crude Palm Oil (CPO) dari kelapa sawit, minyak biji singkong, minyak tebu, minyak biji jarak, an beberapa tanaman lain. Dari beberapa taaman ini yang sangat prospektif untuk pengembangan biodiesel adalah tanaman jarak pagar (Jatropha Curcas L).

Pemanfaatan minyak Jarak (Jatropha curcas L) sebagai bahan bio-diesel merupakan alternatif yang ideal untuk mengurangi tekanan permintaan bahan bakar minyak dan penghematan penggunaan cadangan devisa. Minyak Jarak Pagar selain merupakan sumber minyak terbarukan (reneweble fuels) juga termasuk non edible oil sehingga tidak bersaing dengan kebutuhan konsumsi manusia seperti pada minyak kelapa sawit, minyak jagung dll. Secara agronomis tanaman Jarak Pagar dapat beradaptasi dengan lahan dan agroklimat di Indonesia; bahkan pada kondisi kering dan pada lahan marginal/kritis. Akan tetapi ada permasalahan yang dihadapi, yaitu belum adanya varietas unggul dan teknik budidaya yang memadai

Berdasar penelitian, minyak jarak pagar lebih ramah lingkungan dibandingkan dengan solar. Pembakaran solar menghasilkan gas CO2 satu arah, sedangkan pada biodiesel produksi CO2 berlangsung timbal balik. Saat dibakar minyak jarak memang menghasilkan CO2 seperti halnya solar, tetapi produkasi CO2 dijalan raya akan dikompensasi dengan produksi O2 pada proses fotosintesis di perkebunan (Muhamad L Taufan dan Taufiq, 2007:4).

Di India, Brazil, dan beberapa negara di Benua Afrika telah lebih dahulu mengembangkan bahan bakar alternatif ini dibandingkan dengan Indonesia. Padahal sejak zaman penjajahan Jepang, tanaman jarak pagar cukup banyak ditanam di wilayah Indonesia. Penanaman ini dimaksudkan untuk menghasilkan minyak jarak yang dipakai sebagai bahan bakar penggerak mesin perang pasukan Jepang dalam Perang Dunia II. Namun setelah Indonesia merdeka, tanaman jarak pagar tidak banyak dimanfaatkan, sehingga tidak lebih hanya dianggap sebagai tanaman pembatas di ladang-ladang petani.

Jarak pagar (Jatropha curcas L., Euphorbiaceae) merupakan tumbuhan semak berkayu yang banyak ditemukan di daerah tropik. Tumbuhan ini dikenal sangat tahan kekeringan dan mudah diperbanyak dengan stek. Walaupun telah lama dikenal sebagai bahan pengobatan dan racun, saat ini ia makin mendapat perhatian sebagai sumber bahan bakar hayati untuk mesin diesel karena kandungan minyak bijinya. Peran yang agak serupa sudah lama dimainkan oleh kerabat dekatnya, jarak pohon (Ricinus communis), yang bijinya menghasilkan minyak campuran untuk pelumas

Berdasarkan klasifikasi, tanaman jarak pagar termasuk kedalam:

Kingdom : Plantae

Divisio : Spermatophyta

Classis : Dicotyledonae

Ordo : Euphorbiales

Familia : Euphorbiaceae

Genus : Jatropha

Spesies : Jatropha Curcas L

Dengan demikian jarak pagar satu famili dengan tanaman karet dan ubi kayu. Varietas jarak pagar bermacam-macam, diantaranya varietas Cape verde, Nicaragua, Ife-Nigeria, dan Varietas Mexico. Secara garis besar akan digambarkan morfologi tanaman jarak pagar sebagai berikut:

A. Perakaran Tanaman Jarak Pagar

Pada tanaman jarak pagar yang berasal dari biji memiliki akar tunggang. Tiap tanaman umumnya memiliki 3-5 akar tungang. Saat biji berkecambah muncul 3-5 helai akar. Saat tanaman sudah dewasa, akar tersebut selanjutnya berkembang menjadi akar tunggang.

Akar tunggang tanaman jarak pagar cukup dalam dan terlihat tebal. Akar tunggang akan bercabang-cabang membentuk akar lateral. Akar lateral ini tumbuh kesamping dengan rambut-rambut akar yang cukup banyak. Akar-akar muda dapat menyebar antar 0,5 m sampai beberapa meter dari pokok tanaman.

B. Batang Tanaman Jarak Pagar

Habitus tanaman jarak pagar secara umum adalah berupa perdu atau pohon kecil, dengan tinggi dapat mencapai 7 m, bercabang-cabang tidak teratur dengan ranting bulat dan tebal. Batangnya berkayu, silindris, dan memiliki tonjolan-tonjolan bekas tangkai daun yang gugur. Diameter pangkal batang sekitar 5-7 cm. Jika terluka atau dipatahkan, batangnya akan mengeluarkan getah putih, kental dan agak keruh seperti lateks. Batang beruas-ruas, pada setiap ruas terdapat titik tumbuh daun atau cabang. Panjang masing-masing ruas tergantung varietasnya.

C. Daun Jarak Pagar

Daun pohon jarak berpa daun tunggal, tersebar disepanjang batangnya. Permukaan atas dan bawah daun berwarna hijau, tetapi permukaan bagian bawah lebih pucat dibanding permukaan atas. Daun lebar berbentuk jantung atau bulat telur melebar,dengan panjang dan lebar yang hampir sama yaitu sekitar 5-15 cm. Helai daun bertoreh, berlekuk, bersudut 3 atau 5. pangkal daun berlekuk dan ujungny7a meruncing, tulang daun menjari dengan 5-7 tulang utama, tangkai daun panjang sekitar 4-15 cm.

D. Bunga Jarak Pagar

Bunga jarak pagar termasuk bunga majemuk berbentuk malai, berwarna kuning kehijauan, berkelamin tunggal, dan berumah satu. Bunga jantan dan bunga betina tersusun dalam rangkaian berbentuk cawan, muncul diujung batang atau ketiak daun. Bunga betina bertangkai tebal dan berambut seperti sarang laba-laba. Ukurannya lebih besar daripada bunga jantan. Kelopak bunga ada 5 buah berbentuk bulat telur, panjang sekitar 4 mm. Benang sari mengelompok pada pangkal dan berwarna kuning. Tangkai putik pendek, berwarna hijau dan kepala putik melengkung keluar berwarna kuning. Bunganya memiliki 5 mahkota berwarna keunguan. Setiap tandan umumnya terdapat lebih dari 15 bunga.

E. Buah Jarak Pagar

Buahnya berupa buah kotak berbentuk bulat telur, diameter 2-4 cm. Buah yang masih muda berwarna hijau. Jika sudah masak, buah berwarna kuning. Buah jarak memiliki tiga ruang yang masing-masing berisi satu biji. Bijinya berbentuk bulat lonjong dengan warna coklat kehitaman. Biji-biji inilah yang banyak mengandung minyak dengan rendemen sekitar 30% - 40% dan mengandung racun (toxin) sehingga tidak dapat dimakan.

Buah jarak pagar terbentuk setelah terjadinya penyerbukan bunga betina oleh serbuk sari bunga jantan. Penyerbukan dapat terjadi secara alami dengan bantuan serangga, misalnya kupu-kupu dan lebah madu. Buah jarak pagar umumnya mncul pada musim kering, pada saat daun banyak yang kering berguguran.

F. Biji Jarak Pagar

Biji jarak pagar berbentuk bulat panjang. Ukuran panjang rata-rata berkisar 11-30 mm dan lebar berkisar 7-11 mm. Biji jarak pagar bercangkang tipis. Biji yang belum tua berwarna cokelat cerah dengan permukaan biji yang halus. Cangkang yang sudah tua akan berwarna hitam kotor. Apabila mengering, cangkang penuh dengan retak-retak kecil. Jika kulit buah telah kering, biji dapat terlepas sendiri dari buahnya. Biji matang ditandai dengan perubahan warna kulit buah menjadi kuning.

Jarak pagar merupakan tanaman yang cocok jika ditanam di lahan kering. Dengan demikian tanaman ini dapat dimanfaatkan untuk memperbaiki lahan-lahan kritis, menunjang usaha konservasi lahan, dan menghijaukan kembali hutan gundul. Jarak pagar yang ditanam juga dapat memperlambat laju angin sehingga mencegah erosi. Akar jarak pagar dapat menutupi permukaan dan mencengkeram tanah dan efektif menyimpan air. Infiltrasi air ketanah pun semakin besar. Infiltrasi air hujan ke tanah sangat penting untuk menjaga kontinuitas pasokan air ke daerah aliran sungai. Jarak pagar juga mampu menahan erosi tanah oleh air dan deflasi pasir dibukit pasir akibat pengaruh gelombang laut.

Dibeberapa daerah seperti di Kabupaten Purworejo, tanaman jarak pagar ditanam disekitar areal lahan pasir pantai Jatimalang Kecamatan Purwodadi. Selain berguna sebagai tanaman penghalang angin yang membawa butiran pasir dari tepi pantai ke daratan, jarak pagar juga masih cukup banyak dijumpai digunakan sebagi obat. Pada masyarakat Jawa sendiri, daun jarak dapat dijadikan obat penurun panas demam pada anak, untuk mengobati diare, dan juga penyakit kulit.

Dari segi ekosistem dan keseimbangan lingkungan, ternyata tanaman jarak pagar telah beperan penting dalam menghijaukan kembali sekitar 10 juta hektar lahan kritis dari 25 hektar lahan kritis yang ada di Indonesia. Prakarsa ini dipelopori oleh kesepakatan bersama Menteri Lingkungan Hidup, Menteri Kehutanan dan beberapa menteri lainnya, BUMN, dan organisasi masyarakat. Dilihat dari perannya dalam penyelamatan lingkungan memang cukup potensial jika jarak pagar selanjutnya menjadi komoditas perkebunan yang juga ekonomis.

Jarak pagar sendiri cukup mudah ditanam, namun supaya lebih optimal perlu diperhatikan pula hal-hal berikut:

a. Tanaman jarak pagar hidup optimal pada daerah dengan ketinggian 0-2000 mdpal, dan antara 40o LS sampai 50o LU.

b. Diperlukan iklim kering dan panas pada saat berbuah. Jika suhu rendah pada saat tanam dan pembungaan akan mengakibatkan jamur. Maka suhu optimal yang dikehendaki antara 20oC sampai 35oC.

c. Kelembaban yang tinggi akan merugikan, sebab memancing timbulnya jamur.

d. Tanaman jarak harus mendapat sinar matahari secara optimal, jangan sampai ada penghalang.

e. Curah hujan yang dibutuhkan saat tumbuh adalah 300-1200 mm per tahun yang tersebar selama 4-6 bulan, dan saat berbunga dan berbuah butuh bulan kering minimal tiga bulan.

f. Tanah yang dibutuhkan tidaklah perlu tanah yang subur, hanya struktur tanah yang ringan, dan ber pH 5-6,5.

Secara ekonomis, jarak pagar memiliki harga pasaran yang menggiurkan. Jarak pagar dapat tumbuh selama sekitar 50 tahun. Sehingga berdasarkan estimasi pertahunnya ditemukan angka Rp.4.400.000,- sebagai hasil bersih petani.

Uraian

Satuan

Sawit (30 tahun)

Jarak (50 tahun)

Tebu (1 tahun)

Produktivitas per ha

Ton/Ha/tahun

17

10

80

Rendemen minyak

%

22

35

7

Hasil minyak/ha/thn

Ton/Ha/tahun

3.74

3.50

5.60

Pendapatan petani :

- Harga TBS/tebu/biji

Rp/ton

600,000

500,000

200,000

- Pendapatan/ha/thn

Rp/ton/tahun

10,200,000

5,000,000

16,000,000

Biaya-Biaya

- TB/ha

Rp/ha/tahun

5,810,556

1,500,000

2,000,000

- TBM1/ha

Rp/ha/tahun

2,839,224

600,000

2,580,000

- TBM2/ha

Rp/ha/tahun

4,145,511

600,000

4,500,000

- TBM3/ha

Rp/ha/tahun

2,606,820

600,000

2,000,000

- TM1/ha

Rp/ha/tahun

2,750,000

600,000

1,108,000

Total

15,402,111

3,900,000

12,188,000

Pendapatan/biaya Petani

- Pendapatan

Rp/ha/tahun

10,200,000

5,000,000

16,000,000

- Biaya

Rp/ha/tahun

5,830,422

600,000

12,188,000

Hasil bersih Petani

Rp/ha/tahun

4,369,578

4,400,000

3,812,000

Dari tabel diatas tanaman jarak pagar lebih ekonomis dibanding dengan tanaman kelapa sawit dan tebu. Rendemen minyak yang dihasilkan juga lebih besar daripada kelapa sawit. Dengan demikian, cocok dikembangkan sebagai tanaman penghasil biodisel yang lebih potensial.

REFERENSI

Citrosupomo,G. 1993. Taksonomi Tumbuhan (Spermatophyta).Yogyakarta: Gadjah Mada University Press

M.L. Taufan., Taufik, H. 2007. Budidaya Tanaman Jarak Pagar (Penghasil Biodiesel). Semarang: Aneka Ilmu

Nurcholis,M., Sri Sumarsih. 2006. Jarak Pagar dan Pembuatan Biodiesel. Yogyakata. Kanisius

Tidak ada komentar: