Peran Geografi Budaya dalam Mewujudkan dan Terbentuknya Kepribadian Nasional
Oleh: Rudiono
Pendahuluan
Geografi budaya menurut Carl Sauer adalah ilmu pengetahuan yang menelaah sekitar tingkah laku manusia yang ditimbulkan karena adanya usaha adaptasi dan pemanfaatan lingkungan alam oleh manusia dalam usaha mempertahankan hidupnya. Dengan demikian berarti geografi budaya berada posisi penengah kajian yang bersifat fisik dengan kajian yang bersifat sosial. Namun beberapa kalangan menganggap bahwa geografi budaya adalah rumpun geografi yang lebih dekat dikaitkan dengan kajian geografi manusia (human geografi).
Jika meruntut definisi dari Carl tersebut, jelaslah bahwa antara fenomena-fenomena geosfer yang bersifat fisik tadi mempengaruhi timbulnya kebudayaan pada suatu daerah. Masuk akal memang, karena pada umumnya budaya yang berkembang di suatu daerah condong menunjukkan karakteristik dan kebutuhan daerah itu sendiri. Seperti halnya di daerah pegunungan yang subur masyarakatnya bermatapencaharian sebagai petani, mau tidak mau mereka harus mensiasati alam dengan membuat alat-alat pertanian. Alat tersebut merupakan hasil dari buah pikir manusia, sehingga dapat dikatakan bahwa alat merupakan pencerminan budaya setempat.
Contoh lain yang lebih nyata adalah budaya masyarakat Jawa yang sangat berbeda dengan budaya masyarakat asli Papua. Orang-orang Jawa terlihat lebih maju peradabannya, karena dilokasi ini syarat dengan fasilitas penunjang dan juga memiliki aksesibilitas tinggi. Namun mereka-mereka yang ada di Papua, jauh tertinggal karena keterbatasan sesuatu. Indonesia bagian timur, pendidikan disana cukup memprihatinkan sehingga tak heran kalau kemajuan IPTEK disana dirasa sulit diterapkan segera, paling tidak haruslah perlahan-lahan. Lain halnya jika pusat pemerintahan Negara berada disana, mungkin malah yang menjadi daerah tertinggal ialah kita-kita ini yang berada di Jawa dan Sumatera.
Daerah memang menjadi penentu pesatnya budaya, orang yang tinggal didaerah tropis cenderung kurang produktif dibanding orang-orang yang tinggal di daerah beriklim sub-tropis. Mungkin dapat dicontohkan, Negara-negara maju didunia rata-rata berada pada daerah beriklim sub-tropis, sedang Negara-negara berkembang berada pada daerah lintang rendah. Penemuan dan rekayasa teknologi terbaru juga banyak didalangi oleh pakar-pakar di daerah sub-tropis. Bayangkan jika seorang
Budaya dan Identitas
Identitas suatu daerah dapat dikenali melalui daerahnya. Untuk bangsa yang basar seperti Indonesia, identitas-identitas itu sangatlah banyak. Lebih dari 100 suku bangsa yang hidup dan mendiami bumi pertiwi ini. Ancaman-ancaman seperti perselisihan suku bangsa juga sangat rentan, sehingga perlu adanya pola pikir yang sama mengenai beraneka ragamnya budaya di Indonesia. Pola pikir yang harus tumbuh ialah seperti slogan “Bhineka Tunggal Ika”. Kita memaknai bergamnya budaya sebagai modal dfasar dalam pembangunan nasional, janganlah menganggap sebagai bahan permasalahan.
Geo-Budaya dalam Mewujudkan Kepribadian Nasional
Adanya pemahaman geografi budaya akan mempengaruhi kesamaan pola pikir. Orang-orang yang paham dengan beraneka ragamnya budaya tersebut tentu akan berusaha menciptakan lingkungan kondusif agar tetap dapat hidup rukun. Selain itu, kita juga harus mempertahankan citra bangsa Indonesia yang “ramah tamah” di mata dunia.
Sedangkan geografi budaya tersebut tidak lepas dari 7 unsur kebudayaan yang tentunya akan memebentuk kepribadian nasionoal Indonesia, diantaranya:
a.Bahasa
Di dalam unsur bahasa, geografi buadaya berperan dalam pembentukan pribadi manusia Indonesia yang selalu menggunakan bahasa nasiaonal dengan baik dan benar.Sehingga akan membetuk watak atau kepribadian manusia indonesia yang bangga dengan bahasa nasianal.
b.Sistem kemasyarakatan
Di dalam unsur sistem kemasyarakatan, geografi budaya sangat berperan dalam pembentukan kepribadia manusia Indonesia yang berjiwa gotong-royong.
c.Kesenian
Di dalam unsur kesenian, geografi budaya berperan terhadap kepribadian nasional Indonesia yang akan mengerti dan minat tentang hal seni. Hal ini di tunjukkan terhdap keanekaragaman baik seni rupa maupun seni gerak yang tersebar di seluruh nusantara Indonesia.
d.Mata pencaharian
Di dalam unsur kebudayaan, geografi budaya berperan terhadap pembentukan pribadi manusia Indonesia yang berjiwa petani dan sangat tabu akan hal teknologi. Hal ini ditunjukkan bahwa 50% rakyat Indonesia bermata pencaharian sebagai petani.
e.Religi atau Sistem kepercayaan
Di dalam unsur religi, geografi budaya berperan dalam memebentuk kepribadian orang Indonesia yang sangat lekat dengan agama. Karenma setiap perbuatan dan perkataan orang Indonesia sangat di batasi oleh sistem kepercayaan atau religi.
Jika dikaitkan dengan keadaan Negara dan bangsa Indonesia yang bersifat majemuk, ditandai dengan berbagai macam suku, adat, ras, dan agama, maka geografi budaya dapat menjadi kajian yang membahas hal tersebut. Dengan geografi budaya dapat terwujud suatu kepribadian nasional yang diantaranya adalah saling menghargai, menghormati, serta saling tolong-menolong. Lebih luas lagi akan tercapai citra masyarakat yang ideal yaitu masyarakat madani (civil society) yang cirri-cirinya yaitu masyarakat yang memiliki kepribadian, keadilan, demokratis, partisipatif, menjunjung tinggi persamaan, dan memiliki solidaritas serta kesetiakawanan yang tinggi.
REFERENSI
Agus Sudarsono.2005. Diktat Geografi Budaya. Yogyakarta: Pendidikan Geografi UNY
Tidak ada komentar:
Posting Komentar