ANEKA TIKET DAN VOUCHER HOTEL

14 Juni 2008

ANALISIS KEWILAYAHAN GEOGRAFI UNTUK MENJELASKAN KEGIATAN AGRIBISNIS DI KABUPATEN REJANG LEBONG

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Geografi Ekonomi

Dosen Pengampu : Sriadi.S, M.Si

DISUSUN OLEH:

RUDIONO

NIM: 06405241017

JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

2007

A. LATAR BELAKANG

Mulai Tahun 2002 telah dirintis pengembangan program agropolitan dengan memulai program rintisan pada 8 kawasan di 8 kabupaten yaitu : Agam (Sumbar), Rejang Lebong (Bengkulu), Cianjur (Jabar), Kulonprogo (DIY), Bangli (Bali), Barru (Sulsel), Boalemo (Gorontalo), dan Kutai Timur (Kaltim). Selanjutnya pada tahun 2003 kemungkinan lokasi program rintisan akan berkembang ke seluruh provinsi. Hal ini sejalan dengan surat Menteri Pertanian No. 144/OT.210/ A/V/2002 tanggal 6 Mei 2002.

Rejang lebong sendiri terpilih sebagai daerah yang cocok untuk pengembangan sektor pertanian khususnya hortikultura. Oleh karena itu, tidak mengherankan kalau sektor pertanian menjadi kontribusi utama sebesar Rp 844 milyar dari total kegiatan ekonomi 1999 yang nilainya Rp 1,5 trilyun. Pengembangan kawasan agropolitan di Kabupaten Rejang Lebong saat ini diimbangi dengan berbagai sarana dan prasarana penunjang, seperti akses jalan yang menghubungkan lahan-lahan pertanian dan pendirian sub terminal hasil pertanian.

Pembangunan sektor pertanian hortikultura yang menuntut peran seimbang antara pemerintah dengan petani. Dikatakan demikian karena tindakan cooperative dapat memaksimalkan pembangunan disegala bidang. Selain itu, pembangunan berbasis kewilayahan juga dapat lebih ditingkatkan.


PEMBAHASAN

  1. Kondisi Geografis Kabupaten Rejang Lebong

Rejang Lebong memiliki luas wilayah kurang lebih 1.475,99 km2 dengan topografi wilayah yang berbukit-bukit. Disebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Bengkulu Utara dan Kotamadya Bengkulu, sebelah timur berbatasan dengan Kota Lubuk Linggau Sumatera Selatan, sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Lebong, serta sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Kepahyang. Terdiri atas 9 kecamatan dan 147 Desa/Kelurahan. Penduduk yang menghuni Kabupaten Rejang Lebong menurut data tahun 2005 sebanyak 248.000 jiwa, terdiri dari pria 125.756 jiwa dan wanita 122.244 jiwa, dengan tingkat kepadatan 168 jiwa/km2, menjadi nomor 3 terpadat setelah Kota Bengkulu dan Kabupaten Kapahyang. Mata pencaharian penduduk adalah bertani, berkebun, sebagian kecil beternak.

Secara umum, Rejang Lebong terletak pada punggung Pegunungan Bukit Barisan yang memanjang dari barat laut hingga tenggara Pulau Sumatera. Ketinggian tempat kurang lebih 1200 mdpal dengan suhu rata-rata harian 26,5oC.

Hampir seluruh wilayahnya berupa perbukitan dengan komposisi tanah jenis regosol pegunungan dan tanah andesit yang mendominasi. Hanya sekitar 10 persen wilayah yang datar. Oleh penduduk dimanfaatkan sebagai lahan persawahaan. Persediaan air untuk pertanian dan air minum dapat tercukupi oleh sumber-sumber mata air yang ada. Jumlah curah hujan yang cukup tinggi, yaitu: rata-rata 100 mm/tahun, dengan rata-rata hari hujan antara 100-250 hari/tahun. Hari hujan rata-rata 20 hari/bulan dengan jumlah hari hujan terendah 18 hari yang terjadi pada bulan Mei dan September, sedangkan hari hujan tertinggi selama 23 hari terjadi pada bulan November dan Desember.

Pada saat ini telah diidentifikasi lebih kurang 22.647 Ha lahan di wilayah Propinsi Bengkulu mengalami erosi yang tersebar pada tiap Kabupaten, Erosi cukup besar terjadi di Kabupaten Rejang Lebong. Hilangnya lapisan atas tanah (degradasi) ini disebabkan antara lain oleh longsoran air hujan, sungai, laut dan angin. Lereng adalah salah satu faktor yang sangat menentukan intensitas erosi disamping kepekaan tanah dengan kandungan pasir, liat debu dan bahan-bahan organik. Selain itu faktor manusia sangat pula mempengaruhi, dengan adanya perubahan hutan, penggundulan lereng-lereng perbukitan dan aktifitas budidaya lainnya.

  1. Agribisnis Sebagai Kegiatan Masyarakat Yang Sesuai Dengan Kondisi Geografis

Agribisnis sebagaimana disebutkan oleh Arsyad dkk (1985 ) adalah suatu kesatuan kegiatan usaha yang meliputi salah satu atau keseluruhan dari rantai produksi, pengolahan hasil, dan pemasaran yang ada hubungannya dengan pertanian dalam arti luas. Yang dimaksud dengan ada hubungannya dengan petanian dalam arti yang luas adalah kegiatan usaha yang menunjang kegiatan pertanian dan kegiatan usaha yang ditunjang oleh kegiatan pertanian.

Dalam kaitan ini, kegiatan agribisnis memang menyangkut pengusahaan sektor pertanian. Sedangkan sektor petanian merupakan sektor usaha yang berkaitan langsung dengan alam hayati. Oleh karena itu, Rejang Lebong jika ditinjau dari kondisi geografis memang daerah yang cocok untuk pengembangan agribisnis.

Sebagai daerah yang memiliki ketinggian tempat antara 900-1500 mdpal (meter diatas permukaan air laut), sangatlah sesuai apabila berbagai komoditi pertanian dihasilkan di daerah ini. Tanahnya yang subur mampu memproduksi hasil bumi yang melimpah. Oleh karena itu, tidak mengherankan kalau sektor pertanian menjadi kontribusi utama sebesar Rp 844 milyar dari total kegiatan ekonomi 1999 yang nilainya Rp 1,5 trilyun. Sedangkan komoditi utama yang menjadi andalan di daerah ini adalah sayur mayur dan buah-buahan.

Adapun daerah persebaran tanaman sayur dan buah di Kabupaten Rejang Lebong meliputi: Kecamatan Selupu Rejang, Kecamatan Bermani Ulu, Dan Kecamatan Sindang Kelingi.

Pemanfaatan dan pemasaran komoditas pertanian yang ada:

1. Tomat : Diolah menjadi saus oleh industri pengolahan setempat, konsumsi rumah tangga, pembuatan tomat rasa kurma, pembuatan dodol tomat, dll. Daerah pemasaran: Bengkulu, Palembang, dan Pekanbaru.

2. Cabe Merah: Saus/sambal cabe, konsumsi rumah tangga, dll. Daerah pemasaran: Bengkulu, Palembang, Pekanbaru, dan Jakarta.

3. Sawi, kobis, bawang daun, kacang panjang, buncis, mentimun,dll dipasarkan secara langsung dipasar-pasar setempat serta daerah lain khususnya Palembang.

4. Terong diolah menjadi manisan terong sebagai makanan khas Bengkulu. Pemasaran keluar daerah: Palembang, dan Pekanbaru.

Disisi lain, tanaman perkebunan seperti teh dan kopi juga banyak dijumpai di areal tertentu. Perkebunan teh diusahakan oleh salah satu perusahaan swasta yang mendapat izin pengelolaan. PT Agro Tea Bukit Daun adalah perusahaan yang mengelola kawasan perbukitan disisi barat Kabupaten RejangLebong dengan tanaman teh. Terletak pada daerah Bukit Daun Kecamatan Bermani Ulu yang mempunyai ketinggian tempat 1500 mdpal.

Semula pengelolaan lahan perkebunan ini menempati lahan PT. Sahid Sembada Nabrocom sebagai perusahaan perkebunan kopi. Tetapi kemudian mendapat izin pengelolaan hutan dan lahan disekitar bekas lahan kopi tersebut. Lahan yang dikelola pada awalnya hanya 60 ha, secara bertahap ditambah menjadi lebih dari 600 ha yang telah terkelola sekarang. Hingga saat ini masih melakukan penambahan luas areal perkebunan.

PT. Agro Tea Bukit Daun telah membangun pabrik pengolahan teh ditengah-tengah areal perkebunan. Hasil olahan belum dikemas menarik melainkan proses pengemasan dilakukan di salah satu perusahaan teh di Pulau Jawa yaitu di Kota Pekalongan, Jawa Tengah. Dari Rejang Lebong setiap dua hari sekali diberangkatkan satu kontainer berisi teh siap kemas ke Kota Pekalongan. Konon setelah dikemas, teh tersebut diekspor ke negara-negara di Eropa dan Amerika.

  1. Dukungan pemerintah terhadap sektor agribisnis di Kabupaten Rejang Lebong

Beberapa bentuk dukungan pemerintah terhadap sector agribisnis di Rejang Lebong antara lain :

1. Pembangunan fisik

Pembangunan fisik meliputi pembukaan akses keluar masuk dari dan ke areal pertanian. Sejak dicanangkan sebagai salah satu daerah agropolitan pada tahun 2002 yang lalu, pembangunan jalan yang menghubungkan sentra-sentra pertanian terus dilakukan guna membuka accesibilitas. Saat ini hampir seluruh sentra-sentra produksi telah bisa dilalui oleh kendaraan roda empat. Selain akses jalan , pemerintah juga membangun sub terminal agribisnis yang dapat menampung seluruh komoditas yang telah dihasilkan. Secara rinci dukungan yang telah diberikan pemerintah adalah:

a. Rehabilitasi jalan usaha tani

b. Los/kios tempat penampungan sementara

c. Kios saprodi

d. Gudang tempat penyimpanan sementara

2. Pembangunan non fisik

Dukungan non fisik yang diberikan yaitu berupa penyuluhan kepada petani. Peran penyuluhan pertanian sangat dibutuhkan untuk menambah wawasan tentang usaha tani. Selain itu petani diberikan kesempatan untuk menanami lahan pertaniannya dengan berbagai tanaman hortikultura yang cepat membuahkan hasil. Dukungan lainnya adalah pembentukan Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN) Prima Tani. Setiap kelompok diberikan suntikan dana untuk meningkatkan produksi.

  1. Pangsa Pasar Hasil Produksi Pertanian Kabupaten Rejang Lebong

Daerah –daerah disekitar yang membutuhkan hasil bumi Rejang Lebong diantaranya adalah kota-kota di Provinsi Sumatera Selatan. Kota Palembang adalah sesaran utama pemasaran berbagai komoditas hortikultura. Supply komoditas di kota Palembang dapat tercukupi dari Rejang Lebong setiap hari.

Komoditas yang telah dipanen kemudian dijual ke pedagang pengumpul, untuk selanjutnya dibawa ke pedagang besar yang membawanya keluar daerah. Kebanyakan hasil-hasil usaha tani mengalir ke konsumen melalui berbagai saluran. Saluran pemasaran yang dominan adalah:


  1. Pengaruh Kewilayahan Terhadap Pemasaran Hasil Produksi Pertanian Kabupaten Rejang Lebong

Rejang Lebong berada pada punggung pegunungan bukit barisan dan merupakan wilayah yang cukup strategis bagi usaha agribisnis. Dikatakan strategis karena daerah-daerah disekelilingnya tidak memiliki kondisi tempat yang baik untuk usaha pertanian khususnya sayur mayur. Sehingga kebutuhan akan sayur mayur selalu diambil dari Rejang Lebong.

Semakin terbukanya akses jalan dari dan menuju areal pertanian, menambah semakin mudahnya arus masuk dan keluar dalam pamasaran. Pengangkutan pupuk dan hasil pertanian yang semula hanya mengandalkan tenaga manusia, saat ini sudah dapat dilakukan oleh angkutan roda empat. Arus informasi juga semakin terjangkau oleh karena terbukanya akses tersebut.

  1. Kaitan Kewilayahan Dengan Kegiatan Agribisnis

Pendekatan kewilayahan pada masa kini pada umumnya didasari atas adanya masalah-masalah ketidakseimbangangan demografi dalam suatu daerah dengan daerah lain dan adanya kebutuhan mendesak di daerah tertentu. beberapa pendekatan dalam pengembangan wilayah berdasarkan karakter dan sumber daya daerah (Muta’ali, 2006) diantaranya :

1. Pengembangan wilayah berbasis sumberdaya, dengan beberapa strategi diantaranya

a. Pengembangan wilayah berbasis input namun surplus sumber daya manusia,

b. pengembangan wilayah berbasis input namun surplus sumber daya alam,

2. pengembangan wilayah berbasis komoditas keunggulan, dimana konsep ini menitik beratkan pada komoditas unggulan suatu wilayah sebagai motor penggerak pembangunan baik di tingkat domestik maupun internasional,

3. Pengembangan wilayah berbasis efisiensi, dasar penekanannya melalui pembangunan bidang ekonomi yang porsinya lebih besar dibandingkan dengan bidang-bidang yang lain dan

4. Pengembangan wilayah berbasis pelaku pembangunan, fokus utama konsep ini diantaranya: usaha kecil/rumah tangga, usaha lembaga sosial, lembaga bukan keuangan dan pemerintah (goverment).

Dalam pembangunan sektor agribisnis di Rejang Lebong perlu diketahui bahwa kegiatan yang dilakukan tidak hanya menunjang petani saja. Tetapi juga menambah pendapatan daerah sehingga pembiayaan sektor lain dapat tercukupi. Aspek kewilayahan yang sangat menunjang kegiatan agribisnis dapat ditinjau dari sepuluh konsep geografi diantaranya:

1. Konsep lokasi: lokasi agribisnis yang dipilih adalah Kabupaten Rejang Lebong

2. Konsep jarak : Jarak Rejang Lebong dengankota terdekat yaitu kota Lubuk Linggau Provinsi Sumatera Selatan hanya sekitar 60 km. Dapat ditempuh dengan berbagai alat transportasi yang ada dengan biaya relatif murah yaitu Rp.20.000,-

3. Konsep keterjangkauan : Karena dilewati oleh jalan negara yang menuju ibukota Provinsi Bengkulu maka secara umum dapat dijangkau dengan kendaraan roda empat. Untuk daerah pada lahan-lahan pertanian terus dibuka akses yang menuju ke areal produksi.

4. Konsep pola : pola permukiman relatif tidak merata, sebab biasanya banyak yang menghuni disekitar daerah-daerah pertanian dan cenderung memilih lokasi tinggal mengikuti pola jalan raya.

5. Konsep morfologi : pada bagian awal telah dijelaskan bahwa Rejang Lebong secara umum adalah daerah dengan relief yang bergelombang, maksudnya berbukit- bukit. Oleh karena itu erosi cukup besar terjadi di Kabupaten Rejang Lebong. Hilangnya lapisan atas tanah (degradasi) ini disebabkan antara lain oleh longsoran air hujan dan sungai. Sungai yang mengalir di Rejang lebong diantaranya adalah Sungai Musi bagian hulu, Sungai Kelingi, dan Sungai Beliti.

6. Konsep aglomerasi : pada umumnya masyarakat hidup berkelompok dan membangun tempat tinggal pada daerah-daerah yang subur. Untuk daerah Rejang Lebong dapat dijumpai di sekitar areal pertanian dan persawahan.

7. Konsep nilai kegunaan : kawasan agribisnis Rejang Lebong dicanangkan sebagai salah satu kawasan agropolitan di tanah air karena memiliki nilai kegunaan. Nilai kegunaan yang dapat diambil yaitu sebagai daerah surplus komoditi sayur-mayur. Sehingga daerah lain dapat tercukupi kebutuhan akan sayur-mayurnya.

8. Konsep interaksi dan interdependensi : dengan nilai kegunaan itulah maka daerah lain sangat bergantung pada petani di Rejang Lebong untuk menyuplai kebutuhan sayur-mayur.

9. Konsep diferensiasi areal : kekhasan Rejang Lebong adalah daerah dengan suhu udara yang sejuk dibandingkan dengan daerah lain di Provinsi Bengkulu dan Provinsi Sumatera selatan, sehingga cocok untuk kegiatan agribisnis.

10. Konsep keterkaitan keruangan (asosiasi) : masyarakat Rejang lebong yang masih menjunjung adat setempat dapat menunjukkan jati diri dimata masyarakat daerah lain. Selain aspek sosial, aspek alam juga menunjang bahwa daerah ini memiliki banyak potensi dan perlu dikembangkan.

DAFTAR PUSTAKA

Dickenson,dkk.1992.Geografi Negara Berkembang.Semarang:IKIP Semarang Press

Muta’ali, Lutfhi. 2006. Bahan Ajar Pengembangan Wilayah (Regional Development) Sekolah pasca sarjana UGM. Jogjakarta

Soekartawi.2001.Agribisnis:Teori dan Aplikasinya.Jakarta:Raja Grafindo Persada

http://www.situshijau.co.id/app/tulisan.php?act=detail&id=168&id_kolom=120 January 2003

http://www.deptan.go.id/agropolitan/sosialisasi-2.html

http://bankdata.depkes.go.id/kompas

http://www.bbia.go.id/new

penataanruang.pu.go.id/taru/Makalah/Lamp_PPAgroUnibraw.doc

Tidak ada komentar: