TEORI MIGRASI
Everett S.Lee
Ravenstein mengemukakan hukum-hukum tentang migrasi, walaupun pada perkembangannya dikritik oleh N.A Humprey yang menyatakan bahwa migrasi tidak memiliki hukum sama sekali, hal serupa juga dikemukakan Stephen Bourne. Hukum migrasi yang dikemukakan Ravenstein ialah:
1. Migrasi dan jarak
Banyak migran yang menempuh jarak dekat, migran yang menempuh jarak jauh ialah menuju pusat-pusat perdagangan dan industri.
2. Migrasi bertahap
3. Arus dan arus balik; setiap arus migrasi utama menimbulkan arus balik.
4. Terdapat perbedaan-perbedaan antara desa dan kota mengenai kecenderungan penduduk untuk megrasi.
5. Kebanyakan wanita lebih suka bermigrasi ke daerah-daerah yang dekat.
6. Teknologi dan migrasi.
7. Motif ekonomi merupakan dorongan utama.
DEFINISI MIGRASI
Migrasi diartikan dala arti luas sebagai perubahan tempat tinggal secara permanen maupun semi permanen.
FAKTOR-FAKTOR MIGRASI
1. Faktor-faktor yang terdapat di daerah asal.
2. Faktor-faktor yang terdapat di tempat tujuan.
3. Penghalang antara,dan
4. Faktor-faktor pribadi.
(-) adalah faktor yang mendorong untuk pindah dari daerah asal dan sebagai faktor yang mengurangi minat orang untuk pindah di daerah tujuan.
(+) adalah faktor yang menghambat orang untuk migrasi di daerah asal dan sebagai faktor yang mendorong orang untuk migrasi ke darah tujuan.
(0) Faktor netral karena tidak berpengaruh sama sekali.
VOLUME MIGRASI
1. Volume migrasi di dalam suatu wilayah tertentu bervariasi sesuai dengan tingkat keanekaragaman daerah-daerah di dalam wilayah tertentu.
2. Besarnya volume migrasi sebanding dengan keanekaragaman orang.
3. Volume migrasi berkaitan dengan kesulitan mengatasi penghalang antara.
4. Volume migrasi bervariasi sebanding dengan fluktuasi ekonomi.
5. Volume maupun tingkat migrasi makin cenderung naik, kecuali bila diadakan rintangan yang ketat.
6. Volume dan tingkat migrasi itu sebanding dengan kemajuan keadaan di suatu negara atau wilayah.
ARUS DAN ARUS BALIK
1. Migrasi itu pada umumnya cenderung mengikuti arus yang teratur.
2. Setiap arus migrasi yang besar menimbulkan arus balik.
3. Efisiensi arus (perbandingan antara arus terhadap arus balik atau redistribusi netto penduduk yang terjadi karena arus berlawanan) itu tinggi jika faktor-faktor yang menyebabkan arus migrasi sebagian besar merupakan faktor-faktor negatif tempat asal.
4. Efisiensi arus dan arus balik cenderung menjadi rendah jika faktor-faktor di tempat asal dan tempat tujuan sama.
5. Efisiensi arus-arus migrasi akan menjadi tinggi jika faktor-faktor penghalang antara besar.
6. Efisiensi arus migrasi itu berbanding dengan kondisi-kondisi ekonomi, ialah meningkat pada masa makmur dan menurun pada masa depresi.
KARAKTERISTIK MIGRAN
1. Migrasi itu selektif.
2. Migran yang tertarik oleh faktor-faktor positif di daerah tujuan cenderung merupakan seleksi positif.
3. Migran-migran yang terutama memberi reaksi terhadap faktor-faktor negatif di tempat asal, umumnya merupakan hasil seleksi negatif, atau bila faktor-faktor minus yang menggerakkan seluruh kelompok untuk migrasi, maka mereka tidak merupakan migran seleksi sama sekali.
4. Jika migran-migran itu diperhatikan secara keseluruhan, seleksi itu cenderung bersifat bimodal atau dua bentuk.
5. Tingkat seleksi positif bertambah sebanding dengan kesulitan dari rintangan-rintangan yang menghambat.
6. Tinggiya taraf kecenderungan untuk bermigrasi pada tingkat-tingkat perkembangan kehidupan (life cycle) seseorang penting artinya bagi seleksi migran.
7. Ada kecenderungan bahwa migran mempunyai ciri-ciri penduduk daerah asal dan ciri-ciri penduduk daerah tujuan.
KOMENTAR
Perkembangan kebutuhan manusia membawa dampak pada kegiatan yang lain pula. Kebutuhan akan perumahan menuntut manusia untuk mencari tempat-tempat yang baik bagi tempat tinggal mereka. Keterbatasan sumberdaya yang ada membuat manusia harus berkreasi dan berinovasi agar kebutuhannya dapat terpenuhi. Dalam proses yang demikian itu terjadi sebuah perpindahan. Perpindahan tersebut tidak hanya perpindahan tempat saja melainkan dapat berupa perpindahan ide atau gagasan.
Perpindahan sering disamakan dengan istilah migrasi atau mobilisasi. Pada dasarnya manusia melakukan migrasi ke tempat-tempat yang lebih baik dari sebelumnya. Perpindahan itu tentunya terjadi oleh karena beberapa faktor. Faktor pendukung di daerah tujuan seperti baiknya kondisi sosial ekonomi maupun keamanan terhadap bencana alam tentu menambah daya tarik bagi seseorang untuk melakukan migrasi ke daerah itu. Disamping itu, keadaan sosial ekonomi dan keamanan yang kurang baik di daerah asal membuat orang untuk mencari daerah yang dapat memenuhi rasa nyaman tersebut.
Secara resmi istilah migrasi yang lebih besar, seperti halnya transmigrasi di Indonesia telah dilakukan sejak zaman penjajahan Belanda. Saat itu daerah pengalihan penduduk dari Jawa ialah di Pulau Sumatera. Tempat yang pertama kali menjadi daerah tujuan transmigrasi yaitu disekitar Metro, Lampung. Setelah mengalami perkembangan, saat ini terus diseimbangkan kepadatan penduduk Indonesia di setiap pulau. Oleh karena itu disamping Pulau Sumatera, Pulau lain seperti Kalimantan, Sulawesi, dan Papua juga diprogramkan untuk menerima transmigran dari Pulau Jawa.
Diluar program transmigrasi, kepadatan penduduk yang memusat di Pulau Jawa dikarenakan oleh migrasi penduduk yang tidak terkendali dan menuju ke Pulau Jawa. Dapat dimaklumi mengapa Pulau Jawa sebagai pulau yang menjadi daerah tujuan utama migran dari pulau-pulau yang lain karena pulau ini merupakan tempat pusat perekonomian, pusat pemerintahan, pusat pendidikan dan pusat kegiatan-kegiatan sosial ekonomi lainnya, sehingga penduduk dari pulau-pulau diluar Jawa ingin menetap (tinggal) di Pulau Jawa. Hal ini sejalan dengan faktor-faktor migrasi yang telah disebutkan sebelumnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar