ANEKA TIKET DAN VOUCHER HOTEL

27 Oktober 2007

PERSONAL PLANNING ??

Oleh : Rudiono1

Ketika membahas masalah visi dan misi seseorang, hendaknya kita tahu arah dan tujuan yang akan dicapai oleh orang itu dalam hidupnya. Seperti halnya perencanaan hidup kita sendiri, aspek-aspek yang ingin segera dicapai dikemudian hari menentukan titik tolak pemikiran kita berkaitan dengan perencanaan yang akan kita buat. Dapat saja kita mengadopsi planning orang lain sepanjang hal itu relevan dengan visi-misi kita dalam penentuan arah hidup dan rencana strategis agar bisa memanage segala persoalan yang timbul didalam kehidupan kita sehari-hari. Tentunya tidak mudah menghadapi persoalan tersebut, oleh sebab itu segala kemungkinan yang nantinya akan muncul dapat diprediksi sejak awal. Anggap saja persoalan itu sebagai tantangan yang mesti kita hadapi dan selesaikan secara arif dan bijaksana.

Secara arif berarti tindakan yang kita lakukan telah memenuhi kaedah pengambilan keputusan secara tepat. Secara bijaksana dapat diartikan bahwa keputusan yang kita ambil telah dipikirkan matang-matang dengan mempertimbangkan berbagai hal yang berkaitan dengan persoalan itu. Dalam kata lain, keputusan yang diambil tersebut tidak bersinggungan dengan kondisi disekelilingnya.

Kompleksitas persoalan yang muncul pada saat ini membuat seseorang harus lebih berhati-hati dalam menentukan tindakan yang akan diambil dalam menyelesaikan masalah agar tidak timbul persoalan baru. Untuk itu saya juga akan lebih berhati-hati dalam hal ini.

Dalam menentukan rencana pribadi untuk masa yang akan datang saya memperhatikan hal-hal:

1. Kemampuan pribadi (personal ability)

· Kemampuan memprediksi masalah

· Kemampuan menanggulangi masalah

2. Keterbatasan pribadi (personal limitation)

· Keterbatasan jasmaniah

· Keterbatasan materi

3. Menguntungkan bagi pribadi dan masyarakat (personal and society profit)

Secara pribadi saya mengidam-idamkan terwujudnya masyarakat Indonesia yang bersih dari praktek korupsi, kolusi, dan nepotisme bagaimanapun bentuknya. Selain itu budaya kerja masyarakat Indonesia yang kurang menghargai waktu harus dihilangkan, dalam hal ini kita harus disiplin waktu. Sebenarnya tidak hanya pada aspek waktu kita harus berdisiplin, namun juga terhadap hukum dan juga terhadap lingkungan. Disiplin terhadap hukum berarti mematuhi peraturan dan hukum yang ada. Sedangkan disiplin terhadap lingkungan yaitu dengan membudayakan pola hidup bersih, tidak membuang sampah sembarangan, dan senantiasa menjaga kualitas lingkungan. Pertanyaanya: apa yang bisa saya perbuat untuk mengubah kondisi ini?

Langkah-langkah yang harus saya rencanakan sejak dini adalah:

1. Saya harus menghindari segala bentuk tindakan korupsi, kolusi, dan nepotisme.

2. Saya harus bisa memanfaatkan waktu tanpa harus menunda-nunda pekerjaan. Contoh: menghadiri undangan tepat waktu dan menyelesaikan tugas tepat waktu

3. Mengkritisi kinerja aparatur pemerintahan dan aparat penegak hukum.

4. Penyampaian aspirasi tidak harus melalui aksi turun ke jalan melainkan bisa lewat media massa dengan cara mengirimkan tulisan maupun kritikan.

5. Mengajak siapa saja untuk peduli akan kondisi Bangsa Indonesia yang carut-marut seperti ini.

6. Saya harus bisa memberi contoh sepada semua orang tentang budaya memelihara lingkungan sacara baik.

Rencana-rencana tersebut akan terrealisasikan apabila saya memiliki kemampuan untuk berupaya mengubahnya. Namun apabila tidak, maka rencana ini hanyalah rencana semu belaka…….

Tidak ada komentar: