ANEKA TIKET DAN VOUCHER HOTEL

11 Desember 2007

Universitas Kehidupan

Hutan di Indonesia telah mengalami kerusakan yang cukup parah. Kerusakan hutan di Kalimantan saja sedikitnya 1,8 juta hektar hutan lindung dan 8,2 juta hektar hutan produksi sudah gundul ( Kompas, 26 September 2007 ). Kondisi tersebut menunjukkan bahwa kawasan yang seluas 156 kali Singapura yang semestinya hutan lebat dan menjadi pengendali ekosistem kawasan kini sudah rusak dan siap menimbulkan bencana. Dan yang menjadi perhatian kita semua bahwa, kerusakan hutan tersebut akibat dari pembalakan liar dan itu terjadi di kawasan konservasi dan hutan lindung, sungguh sangat ironis. Dan itu terjadi baru di Kalimantan, belum di kawasan yang lain.

Sudah banyak bencana – bencana yang terjadi di tanah ini akibat dari kerusakan hutan. Indonesia yang oleh para pujangga disebut – sebut sebagai zamrud khatulistiwa seakan hanya menjadi sebuah dongeng saja apabila kita melihat realita rusaknya ” zamrud ” tersebut saat ini.

Tidakkah kita semua belajar dari pengalaman tersebut. Penggundulan hutan telah menyebabkan bencana banjir, tanah longsor, dan lain sebagainya, tetapi mengapa penebangan hutan secara liar masih saja dilakukan oleh oknum – oknum tidak bertanggung jawab. Perlu kita ketahui bersama bahwa oknum – oknum tersebut pastilah tergolong orang yang “ cerdas “. Secara logis bisa kita simpulkan demikian, karena kalau tidak orang cerdas bagaimana mungkin dapat melakukan penebangan liar tanpa pernah tercium oleh pemerintah. Atau ada kemungkinan lain, yaitu orang – orang cerdas dari pihak pemerintah bekerja sama dengan pihak tersebut, yang pasti adalah mereka termasuk orang yang berintelektual. Penjahat dengan intelektual tinggi akan lebih berbahaya dari pada penjahat dengan tingkat intelektual yang rendah.

Sudah saatnya bagi kita untuk belajar dari pengalaman. Jika kita meyakini bahwa membuang sampah secara sembarangan dapat mengakibatkan banjir, maka akankah kita masih akan melakukannya ? Belajar tidak cukup hanya di bangku kuliah tanpa belajar di “alam nyata “, buat apa sekolah – sekolah di dirikan dengan megahnya, kalau tidak mampu menyelesaikan permasalahan yang ada. Belajar tidak cukup hanya di universitas, sudah saatnya bagi kita semua untuk belajar di universitas yang sebenarnya, yaitu Universitas Kehidupan. Di kehidupan ini membentang banyak hal yang bisa dipelajari.

Sudah mampukah kita mengambil hikmah dari kehidupan ini ??


3yanto ” mekel ” Geo. Edc ’06

SOSPOL BEM FISE UNY

Tidak ada komentar: